Kamis, 15 Januari 2009

If Tomorrow never comes

 

   Judul di atas adalah judul lagu yang dilantunkan oleh Ronan Keating, indah sekali si Ronan menggambarkan kasih sayangnya, mungkin kepada isterinya, atau anak perempuannya. If tomorrow never comes, jika esok tak pernah datang lagi.

Lirik lagu secara lengkap dapat anda temukan pada lampiran tulisan ini, sedangkan suara merdu si Ronan dapat anda dengar di kaset atau CD di toko kaset. Tetapi interpretasi bebas dari lagu tersebut kira-kira sbb:
Kadang saat tengah malam telah menggelincir, aku terbangun dan menatapnya saat dia lelap dalam mimpi indahnya, kumatikan lampu dan aku terbaring berangan dalam kegelapan. Berbagai fikiran melintas, seandainya besok aku tak pernah terbangun lagi, pernahkah dia tahu bagaimana perasaanku kepadanya. Jika hari esok tak pernah kulihat lagi, tahukah dia betapa besar cintaku kepadanya, yang tak pernah kuungkapkan. Jika esok tak pernah kulihat lagi, tahukah dia bahwa dia satu-satunya milikku yang berharga. Jika hari ini hari terakhir bagiku, mampukah dia menghadapi dunia sendiri, hanya berbekal kasih sayangku....., secara ringkasJudul di atas adalah judul lagu yang dilantunkan oleh Ronan Keating, indah sekali si Ronan menggambarkan kasih sayangnya, mungkin kepada isterinya, atau anak perempuannya. If tomorrow never comes, jika esok tak pernah datang lagi. demikian kira-kira makna lagu di atas.

If tomorrow never comes, punya satu arti yaitu, Jika hari esok tak ada lagi, atau hari ini adalah hari terakhir. Tetapi kalimat tersebut mempunyai dua makna, pertama hari ini hari terakhir dalam hidup kita, dan yang kedua bisa bermakna hari ini adalah hari terakhir dimana kita bisa berbuat sesuatu hal terbaik yang kita miliki “the best we have”menurut kemampuan kita, dan memberikan kepada orang lain yang memerlukan.

Pernahkan kita berfikir, bahwa hari terakhir, atau esok tak pernah kita lihat lagi adalah sesuatu yang pasti akan datang entah kapan tetapi pasti sekali, pasti akan kita alami. Pernahkah kita berangan, bagaimana orang-orang di sekitar kita yang kita cintai, tahukah mereka perasaan kita kepada mereka yang tak pernah kita ungkapkan selama ini, jika tomorrow never comes again pada kita , mampukah mereka face the world without me. Saat kita berfikir seperti itu tentu kita ingin mempersiapkan segala sesuatunya agar mereka dapat menghadapi dunia tanpa kita. Artinya pada hakekatnya hampir semua hidup kita, kita arahkan untuk berbuat sesuatu untuk orang lain. Bukan sekedar untuk memenuhi dan memanjakan diri sendiri. Seperti ungkapan anak muda “enjoy aja”. Orang lain itu bisa keluarga kita , sahabat kita maupun orang lain yang memerlukan ilmu, pengalaman dan potensi kita. Sebagai orang yang mempunyai ilmu, pengalaman, wawasan di bidang pendidikan, orang lain yang paling sesuai, selain keluarga kita adalah guru. 

Guru dalam arti luas bisa kepala sekolah, pengawas, aparat dinas pendidikan dan orang –orang yang memerlukan ilmu, pengalaman dan kebijakan dan kebajikan kita di bidang penddidikan. Oleh sebab itu tampaknya tidak berlebihan jika setiap hari kita mesti punya rencana, menggali apa yang kita miliki, meramu potensi apa yang ada pada diri kita, kemudian menyajikan menu tersebut, sehingga bermanfaat bagi orang lain, dalam bentuk tulisan, buku, bahan pelatihan atau perbuatan nyata seperti saran saat kita berkunjung ke sekolah, bantuan teknis dan sebagainya. Hanya itu yang layak kita lakukan. Sehingga saat tomorrow never comes again, kita sudah selesai mengalihkan, mewariskan dengan ikhlas semua yang dianugerahkan Tuhan, kepada kita yang berupa kecerdasan, ilmu, , umur, kesempatan (pengalaman) yang mengkristal dalam kebajikan dan kebijakan kita. Karena itulah kewajiban hakiki kita sebagai manusia, memberi jalan dan jembatan pada generasi berikutnya. Kalau itu tidak kita lakukan ada amanah dan kewajiban yang belum selesai. Ada sesuatu pada diri kita anugerah Tuhan, tetapi tidak kita sampaikan kepada yang berhak, dan pada saat tomorrow never comes, semua itu tidak bermanfaat lagi bagi kita. Itulah yang disebut hidup sia-sia.

Mungkin tomorrow never comes belum bermakna sebagai akhir hayat kita. Tetapi sekedar akhir masa kepegawaian kita (pensiun). Saat kita masih menjadi staf direktorat ini, kita bisa melatih ke sana kemari, berkunjung ke berbagai provinsi, memberi saran masukan berbagai hal, turut menyusun pedoman ini dan itu, seminar dan workshop di puncak dan di pantai. Tetapi saat kita pensiun, betapapun bagus ide dan gagasan kita, akan sulit tersalurkan atau terwujudkan, betapapun kita berteriak bagaimana seharusnya pendidikan ini di jalankan, sulit mendapat tempat sebagai bagian dari kebijakan. Padahal ide dan gagasan di bidang pendidikan itulah yang kita miliki. Status kita secara resmi sebagai pegawai di bidang pendidikan adalah sarana strategis untuk menyalurkan dan menghantarkan amanah yang berupa berkah Tuhan tersebut kepada orang lain. 
Kalau semua kegiatan kita sekedar untuk mencari nafkah saja, ya nafkah itu sajalah yang kita dapatkan, kita belum secara ikhlas dan serius menyampaikan titipan Tuhan. Apalagi jika nafkah tersebut kita paksakan untuk menjadi milik kita, akan berdampak buruk pada kehidupan dan keluarga kita. 

Percayalah,... ada suatu hari, dimana hari itu adalah hari terakhir kita, selanjutnya kita tidak bisa berbuat banyak. Lihat dan rasakan, setiap kita membuka mata di pagi hari, hari terakhir itu makin mendekati kita. Seperti libur panjang yang akhirnya berakhir juga. Tamasya kita di dunia nan indah permai ini ada batas waktunya.

Kita tidak tahu siapa yang duluan, tetapi banyak diantara kawan dan karib kita, telah mengalaminya. Karena Dinas Luar ke provinsi dunia ini, ada batas waktunya dalam SPPD kita masing-masing, Ticket sudah dipesan two way traffic, ticket pulang pergi yang tidak mungkin di cancel. Bahkan, saat SK pensiun belum keluar, sudah dipanggil pulang sebelum tugas selesai. Hanya karena ticket pulang sudah siap. Sayangnya kita tidak bisa negosiasi atau berdebat dengan panitia atau agen travel itu. Tambah uang agar diperpanjang? Seperti yang sering kita lakukan, Woo... itu tidak lazim, dan belum pernah ada. Apapun yang kita kumpul-kumpulkan selama tugas di provinsi ini, orang-orang yang kita cintai, harus ditinggalkan, tidak boleh dibawa serta, karena ruang bagasi dan cabin tidak ada, dan ticket terlanjur dipesan hanya untuk satu orang saja. Yaahh...., tidak usah gusar, karena tabungan kita di kantor abadi telah dicatat dengan cermat oleh panitia dan Kekasih Abadi kita telah menunggu dengan senyum mesranya, kita hanya perlu sedikit bersiap-siap, walaupun kita tidak mungkin ditinggal pesawat.

Selamat bekerja dan belajar, sambil kita salurkan ilmu anugerah Tuhan ke pihak lain secara ikhlas dan berkelanjutan, sehingga saat Tomorrow never comes again pada kita, tuntas sudah tugas kita. Seperti seorang petani yang memandang dari pinggir ladang, kebun sayurnya yang hijau subur dan rimbun, sebagai hasil kerja kerasnya selama ini, siap dipanen oleh anak cucunya

Saat itu kapanpun, kita siap melangkah pulang dari tempat tugas provinsi dunia, kembali ke kantor kita, terlalu lama sih kita tugasnya sehingga seakan-akan kita merasa menetap di provinsi dunia ini. Kita berharap Tuhan dengan ikhlas juga akan memberijalanNya kepada kita. Saat itu kita bisa melangkah sambil tersenyum syukur, melambaikan tangan kepada dunia yang fana ini dan beruntung dapat menyelesaikan tugas duniawi dengan sempurna. Gajah mati tinggalkan gading, kita mati tinggalkan kebajikan, semoga. Jangan lupa sertakan doa, sembari ikhlas dan bersyukur, pada setiap kegiatan yang kita lakukan. (didikp@cbn.net.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang sopan dan pendapat yang elegan, dan masukan yang memberi solusi

KURIKULUM

Curriculum is the mirror that reflect what the nations dream about next generations

Kurikulum adalah cermin yang merefleksikan apa yang menjadi mimpi suatu bangsa tentang generasi mendatang

MBS

APA ITU MBS, Manajemen Berbasis Sekolah
Para pelatih sering menyampaikan apa itu MBS melalui, Pengertian MBS, Tujuan MBS, Ciri-ciri MBS, Pilar MBS dan sebagainya. Bertolak dari kelemahan-kelemahan yang ada di sekolah. Seakan tidak ada satupun, hal baik yang telah dilakukan sekolah yang dapat mendukung MBS. Walaupun MBS memberi keleluasaan pada sekolah untuk berinovasi tetapi masih banyak rambu-rambu yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai sekolah MBS.
Kemudian saya berfikir, bahwa MBS adalah otonomi sekolah dimana sekolah, dapat dengan bebas, kreatif dan inovatif dapat mengembangkan segala potensinya bersama stakeholder yang lain, untuk mencapai tujuan sekolah.
Tetapi, bukankah sekolah juga harus melaksanakan berbagai aturan, pedoman Juknis dan Juklah dari berbagai sumber pemerintah, baik pusat maupun daerah, semua sudah dipatroon sedemikian rupa sehingga sekolah tinggal melaksanakan saja. Demikian juga berbagai pelatihan dari berbagai nara sumber,seakan menancapkan pagar-pagar baru, pagar-pagar hidup yang terus tumbuh melingkari sekolah, membelit inovasi dan kreativitas. Tujuan yang hendak dicapai mulai samar, proses dan prosedur untuk mencapai tujuan justeru menjadi dominan. Orang mulai lupa hakekat dan tujuan kemudian sibuk melaksanakan proses dan prosedur, entah apa dampak dari yang sudah dilaksanakan, yang penting telah melaksanakan sesuai aturan dan prosedur. Padahal dengan aturan yang sama yang diterapkan pada situasi yang berbeda di penjuru nusantara pastilah membawa dampak yang berbeda.
Kemudian saya berfikir ulang, tentulah semua aturan bertujuan baik, dan berusaha untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Tentulah para penyusun kebijakan beritikad untuk membantu dan mempermudah sekolah untuk melaksanakan perannya.
 Sampailah pada suatu simpulan, seandainya antara kebijakan yang ada, dengan kondisi lapangan, serta potensi sekolah termasuk potensi SDM di sekolah dapat dipadukan serta didukung dengan kajian teoritik dan keilmuan terkait, tentulah akan terjadi sinkronisasi dan harmonisasi yang mewujudkan efektivitas dalam pencapaian tujuan.
Kebijakan sudah ada, kajian teoritik dan keilmuan banyak tersebar di berbagai buku, laporan penelitian dan sumber lainnya. Ceramah para nara sumber tentang seluk beluk MBS telah menjadi idiom baku dalam setiap pelatihan. Ada yang belum tampak terkemas dengan baik, yaitu potensi sekolah dengan berbagai sumberdaya manusianya. Kebijakan dan landasan teori bersifat pasif, semua menjadi tidak bermakna tanpa sentuhan nyata secara operasional dari manusia dengan berbagai potensinya.
Oleh sebab itu ada beberapa prinsip yang perlu terus dikembangkan kepada unsur SDM di sekolah, yaitu Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah dan warga sekolah lain termasuk siswa, orang tua dan Komite sekolah.


Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1. Mempunyai kemauan, motivasi dan spirit yang kuat untuk memajukan sekolah, apapun caranya
2. Mempunyai cita-cita dan harapan yang jelas tentang ujud sekolah yang diinginkan di masa mendatang dalam bentuk visi yang terukur dan terencana dengan baik, mempunyai visi yang jelas tentang masa depan sekolah
3. Disiplin dan tanggungjawab melaksanakan semua rencana yang telah disepakati, secara jujur menurut suara hati.
4. Adil, tidak ada yang diperlakukan dengan tidak adil, semua ingin dihargai dan menghargai, termasuk adil kepada siswa, memberikan haknya untuk mendapat layanan terbaik kepadanya
5. Peduli, ada kepedulian terhadap masalah yang dihadapi dan kepada sesama warga sekolah
6. Ada kerja sama, antar warga sekolah dalam pelaksanaan semua program
7. Selalu belajar secara bersama, mengumpulkan informasi dan data pendukung yang diperlukan, untuk meningkatkan kinerja sekolah.
Setiap warga sekolah, atau sumber daya manusia yang ada di sekolah pada hakekatnya pastilah punya kemauan, punya cita-cita dan harapan, ada keinginan semua dilaksanakan secara disiplin dan bertanggungjawab, semua ingin diperlakukan dengan adil, dan dihargai, termasuk para peserta didik, semua ingin dipedulikan dan saling mempedulikan satu sama lain, ada kebutuhan untuk saling bekerjasama karena banyak hal tidak mungkin dilaksanakan sendiri tanpa koordinasi, dan bantuan pihak lain. Semua tentu ingin terus belajar dan mendapat informasi dan data yang akurat untuk mendukung pencapaian tujuan. Semua itu hakekatnya adalah sifat dasar manusia, andai saja mau mendengar panggilan suara hati nuraninya.
Kalau semua potensi positif SDM seperti di atas telah dipenuhi dan siap dilaksanakan, barulah kita, pelajari, kita cermati dan kita kaji, bagaimana ciri-ciri MBS, hakekatnya apa, kebijakan yang melandasi apa, dukungan teori secara ilmiah seperti apa, fakta yang ada di sekolah bagaimana serta pernik-pernik MBS lainnya.
Dengan kata lain sebelum melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, dengan program manajemen berbasis sekolah, prasyarat di atas harus dipenuhi lebih dahulu. Tidak bisa kita serta merta langsung mengikuti pelatihan dan menggelar program MBS tanpa persiapan di atas. Kalaupun itu kita paksakan pastilah tidak bertahan lama, semangat akan cepat kendur, karena tidak berasal dari dalam sebagai inner motivation, dari setiap pribadi warga sekolah atau internal motivation dari sekolah sebagai suatu lembaga, tetapi lebih pada dorongan dari luar, dari kebijakan pemerintah, dari para nara sumber dan tekanan-tekanan lain yang bersifat external motivation, bahkan external pressure. Selamat melaksanakan MBS!, mari kita gunakan sifat dasar positif kita sebagai insan yang mau mendengar suara nurani, dari lubuk hati yang paling dalam. Secara konkret semua harus mengambil peran secara total, sehingga bukan sekedar MBS tetapi Total Quality Manajemen Berbasis Sekolah.



kOMPETENSI

Kompetensi merupakan

pengetahuan, 
ketrampilan, 
sikap dan nilai-nilai

 yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

Pendidikan tanggungjawab bersama

Andaikan semua menyadari bahwa pendidikan yang bermutu itu mahal, walaupun mahal semua harus dapat menempuhnya karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok seperti halnya makan dan pakaian. Karena mahal dan semua warga negara perlu mendapatkan maka biaya yang mahal tersebut harus di tanggung bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Orangtua yang miskin harus dibantu oleh yang lain. Yang lain itu adalah pemerintah dan masyarakat luas termasuk dunia usaha dan industri. Karena masyarakat miskin yang tidak mampu mengakses pendidikan itu juga mengkonsumsi hasil industri. Siapapun yang membantu pendidikan berarti turut serta berkontribusi terhadap terciptanya negeri yang maju dan makmur berkeadilan, bukan hanya slogan. Bantulah anak-anak miskin untuk menempuh pendidikannya, siapa tahu diantara mereka ada yang akan menjadi pemimpin yang bijak, yang membawa negeri ini lebih baik, bantulah secara sembunyi atau terang-terangan, secara kelompok atau perorangan, dalam jumlah sedikit atau banyak, niscaya rezeki dan kebaikan hidup akan dijaminkanNya kepada kita Amien