Rabu, 14 Januari 2009

Pretty

Pretty si Babysitter

by didik prangbakat


Pretty seorang babysitter, sebagai babysitter dia tentu saja menerima kontrak dengan berbagai majikan, dengan bayaran tertentu sesuai aturan. Awal menjadi babysitter Pretty mempunyai misi utama, apalagi kalau bukan mencari nafkah untuk keluarganya. Walaupun kepada sesama babysitter Pretty selalu berkoar, bagaimana menjadi babysitter yang profesional demi anak majikan, demi kualitas anak bangsa dan negara, di era global, tetapi ujung-ujungnya sebenarnya tidak lebih dan tidak kurang Pretty pencari nafkah juga. 

Makin hari Pretty makin memperbaiki kinerjanya sebagai babysitter profesional, sehingga orang berebut mengontraknya dengan imbalan yang makin meningkat. Demikian dijalani Pretty tahun demi tahun, sampailah suatu saat Pretty pada titik nol panggilan jiwanya. Titik nol ini dicapai bukan karena teori kebutuhan mendasar manusia menurut Maslow telah dicapainya, atau karena sebuah rumah, mobil dan kecerdasan sebagai hasil pelatihan yang diikuti secara berkala, telah dimilikinya. Kalau hanya materi, banyak babysitter lain yang lebih kaya, banyak babysitter lain yang lebih piawai dan terampil mengelola anak majikan. Bukan itu, dan untuk memenuhi panggilan titik nol ini tidak harus menunggu semua itu terpenuhi. 

Titik nol yang dicapai Pretty berada pada segumpal darah yang ada pada dirinya, dimana jika segumpal darah itu baik maka baiklah semuanya. Mulai dati titik nol tersebut, Pretty mengubah misinya secara tulus dan ikhlas dari hati yang paling dalam, sehingga orang lain tidak tahu, hanya dirinya yang tahu perubahan itu. Mulai saat itu misi Pretty berubah total dari pencari nafkah menjadi pengharap berkah dan rahmahNya. Pretty menjaga anak majikannya dengan hati, karena mendidik anak sendiri itu naluri, mendidik anak orang lain itu nurani. Pretty bukan sekedar menjaga tetapi mendidik dengan seluruh jiwanya, mengajar setiap anak asuhnya dengan manner tertentu yang lebih baik, melatih kecakapan hidup yang diperlukan seorang anak, ketertiban, kedisiplinan, kejujuran, sehingga anak setiap majikannya tumbuh menjadi generasi yang mandiri, berkarakter dan mempunyai integritas yang tinggi, tidak mudah mencari kambing hitam atau menyalahkan pihak lain, sejak dini mempersiapkan anak asuhnya untuk lebih mencari solusi dari setiap permasalahan.

Saat ini bagi Pretty menjadi babysitter adalah jalan hidupnya, yang akan dijalani dan diselaminya sepenuh hati. Untuk semua itu Pretty tidak minta tambahan gaji, dan memang tidak tercantum didalam kontrak. Itu kontrak Pretty dengan sang Khaliq, yang telah memberi banyak kenikmatan, dan sebagai rasa syukurnya telah diberi banyak keberkahan dalam hidupnya. Pelaksanaan misi tersebut kadang harus dengan perjuangan yang sangat keras, hambatan bisa datang dari sesama babysitter yang selalu mencari kesalahannya, pembantu, bahkan majikan itu sendiri. 

Tapi bukan berarti mulai saat itu Pretty menggratiskan jasa babysitter yang dijalaninya, gaji tetap dibayar sesuai kontrak, tetapi misi Pretty yang berubah. Pretty juga tidak pernah menganjurkan pada babysitter yang lain untuk tidak mengutamakan bayaran, “kerja saja yang baik dan ikhlas, perbanyak sedekah”, sementara dia sendiri memasang tarif yang tinggi, bukan-bukan seperti itu. 
Pretty tidak pernah membandingkan diri dengan babysitter yang lain. Si A kerjanya nggak becus di bayar tinggi, si B tidak begitu cantik tetapi banyak yang suka, tidak pernah itu terlintas di benak Pretty. Dia hanya membandingkan apa yang telah dilakukan terhadap sesama manusia dan Tuhannya dibanding kenikmatan apa yang telah diterima dari sang Pemberi Berkah tersebut. 
Menurut Pretty itu harus seimbang, kalau berbagai kenikmatan itu telah diterima, ada konsekuensi membaginya pada pihak lain tanpa kepentingan lain kecuali ikhlas. Karena Tuhan juga tidak punya kepentingan apa-apa saat memberi kenikmatan kepadanya. 

Masih menurut keyakinan si Pretty, jika tidak pandai bersyukur, maka kenikmatan itu akan dicabutNya. Lagi pula untuk menjadi babysitter yang handal seperti sekarang ini, Pretty tidak punya modal sama sekali. Tubuh yang sehat dan cantik, otak yang cerdas, semua telah disediakan Tuhan, Pretty tinggal pakai, masa nggak ada rasa terima kasih sedikitpun, atau rasa syukur kepada penyedia modal tersebut. 
Walaupun dalam misinya Pretty selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara kenikmatan yang telah diterima dengan amal sholeh dalam kerja sehari-hari, tetapi tetap saja kenikmatan yang diterimanya terus mengalir, tak ada putusnya.

Meskipun orientasinya sekarang bukan gaji/imbalan semata, tetapi imbalannya makin meningkat saja sebagai babysitter yang sudah outstanding. Tidak, tidak pernah keseimbangan itu tercapai, kenikmatan, berkah dan rahmahNya jauh lebih besar dibanding jungkirbalik manusia untuk mengabdi kepadaNya. 
Banyak babysitter lain yang mendapat kenikmatan juga seperti Pretty, namun tidak semuanya peka untuk mampu membaca dan menyadari kenikmatan dan keberkahan itu. Pada umumnya mereka selalu mengeluh, tentang gaji yang kecil anak majikan yang nakal, majikan yang kasar, mendikte dan selalu mengawasinya, dan sebagainya. 

Tidak pernah disadari bahwa tubuh yang sehat dan normal tanpa cacat, fikiran yang waras tidak down syndrom, fasilitas yang memungkinkan untuk mobile ke berbagai wilayah, kawan dan sahabat yang baik, lingkungan kerja yang kondusif yang memungkinkan untuk terus berkreasi dan berinovasi, peluang untuk mendidik putera bangsa, memperjuangkan misi mulia tertentu dan sebagainya yang tidak disadari sebagai kenikmatan yang diberikanNya. 

Walaupun misi ini, misi rahasia si Pretty setelah dia melampaui titik nol dalam jiwanya, dan harus diperjuangkan dengan keras dari berbagai hambatan dan tantangan, kadang Pretty ingin juga berbagi cerita dengan teman babysitter yang lain, meski Pretty menyadari sepenuhnya, belum semua babysitter telah mencapai titik nol tersebut, bagi yang belum mencapai titik nol, tentu ceritanya hambar belaka, bahkan akan ada cemoohan, Pretty menyadari itu, karena pencapaian ke titik nol tersebut juga merupakan berkah tersendiri, tidak mungkin dipaksakan manusia tanpa keridhaanNya. Banyak babysitter yang hanya memperjuangkan uang sepanjang hayat dikandung badan, dengan berbagai cara, termasuk kedudukan pada jenjang babysitter yang lebih tinggi, tetapi esensinya materi juga. 
Padahal kalau mau sedikit mengubah misi, dan orientasi seperti si Pretty, rezeki, berkah, kenikmatan tak akan pernah putus, makin meningkat saja. 
Ya, sebenarnya hidup ini nikmat dan simple, enjoy aja dengan bersyukur, dan bersyukur dengan bertindak memperjuangkan misi kebaikan tertentu yang kita yakini, kepada setiap orang yang memerlukan kita dengan tulus dan ikhlas, tanpa interest lain.  

Bayangkan...! si Pretty yang cantik dan anggun, berseragam putih. Kuning langsat kulitnya memantulkan kerendahan hati, sungging senyum manisnya memancarkan kebajikan dan kewibawaan sebagai babysitter usia muda, penuh semangat. 
Tatapan tajam mata bulatnya, memantulkan kecerdasan hati dan kejernihan fikirannya, belaian lembut tangannya merasuk dan menggetarkan jiwa anak-anak balita pemangku masa depan. Pretty bekerja dengan hati, mendidik dengan nurani, mengalir mengikuti naluri kearifannya.

Salam hangat dari Pretty si Babysitter, untuk semua pembaca tulisan ini.

Perjalanan hidup si Pretty:

  mencari nafkah………                  mencari berkah……
...................................     _________________> 
  -5    -4     -3     -2      -1      0     + 1    + 2   + 3   + 4   + 5
          Sementara nafkah & kenikmatan terus bertambah


didikp@cbn.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang sopan dan pendapat yang elegan, dan masukan yang memberi solusi

KURIKULUM

Curriculum is the mirror that reflect what the nations dream about next generations

Kurikulum adalah cermin yang merefleksikan apa yang menjadi mimpi suatu bangsa tentang generasi mendatang

MBS

APA ITU MBS, Manajemen Berbasis Sekolah
Para pelatih sering menyampaikan apa itu MBS melalui, Pengertian MBS, Tujuan MBS, Ciri-ciri MBS, Pilar MBS dan sebagainya. Bertolak dari kelemahan-kelemahan yang ada di sekolah. Seakan tidak ada satupun, hal baik yang telah dilakukan sekolah yang dapat mendukung MBS. Walaupun MBS memberi keleluasaan pada sekolah untuk berinovasi tetapi masih banyak rambu-rambu yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai sekolah MBS.
Kemudian saya berfikir, bahwa MBS adalah otonomi sekolah dimana sekolah, dapat dengan bebas, kreatif dan inovatif dapat mengembangkan segala potensinya bersama stakeholder yang lain, untuk mencapai tujuan sekolah.
Tetapi, bukankah sekolah juga harus melaksanakan berbagai aturan, pedoman Juknis dan Juklah dari berbagai sumber pemerintah, baik pusat maupun daerah, semua sudah dipatroon sedemikian rupa sehingga sekolah tinggal melaksanakan saja. Demikian juga berbagai pelatihan dari berbagai nara sumber,seakan menancapkan pagar-pagar baru, pagar-pagar hidup yang terus tumbuh melingkari sekolah, membelit inovasi dan kreativitas. Tujuan yang hendak dicapai mulai samar, proses dan prosedur untuk mencapai tujuan justeru menjadi dominan. Orang mulai lupa hakekat dan tujuan kemudian sibuk melaksanakan proses dan prosedur, entah apa dampak dari yang sudah dilaksanakan, yang penting telah melaksanakan sesuai aturan dan prosedur. Padahal dengan aturan yang sama yang diterapkan pada situasi yang berbeda di penjuru nusantara pastilah membawa dampak yang berbeda.
Kemudian saya berfikir ulang, tentulah semua aturan bertujuan baik, dan berusaha untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Tentulah para penyusun kebijakan beritikad untuk membantu dan mempermudah sekolah untuk melaksanakan perannya.
 Sampailah pada suatu simpulan, seandainya antara kebijakan yang ada, dengan kondisi lapangan, serta potensi sekolah termasuk potensi SDM di sekolah dapat dipadukan serta didukung dengan kajian teoritik dan keilmuan terkait, tentulah akan terjadi sinkronisasi dan harmonisasi yang mewujudkan efektivitas dalam pencapaian tujuan.
Kebijakan sudah ada, kajian teoritik dan keilmuan banyak tersebar di berbagai buku, laporan penelitian dan sumber lainnya. Ceramah para nara sumber tentang seluk beluk MBS telah menjadi idiom baku dalam setiap pelatihan. Ada yang belum tampak terkemas dengan baik, yaitu potensi sekolah dengan berbagai sumberdaya manusianya. Kebijakan dan landasan teori bersifat pasif, semua menjadi tidak bermakna tanpa sentuhan nyata secara operasional dari manusia dengan berbagai potensinya.
Oleh sebab itu ada beberapa prinsip yang perlu terus dikembangkan kepada unsur SDM di sekolah, yaitu Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah dan warga sekolah lain termasuk siswa, orang tua dan Komite sekolah.


Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1. Mempunyai kemauan, motivasi dan spirit yang kuat untuk memajukan sekolah, apapun caranya
2. Mempunyai cita-cita dan harapan yang jelas tentang ujud sekolah yang diinginkan di masa mendatang dalam bentuk visi yang terukur dan terencana dengan baik, mempunyai visi yang jelas tentang masa depan sekolah
3. Disiplin dan tanggungjawab melaksanakan semua rencana yang telah disepakati, secara jujur menurut suara hati.
4. Adil, tidak ada yang diperlakukan dengan tidak adil, semua ingin dihargai dan menghargai, termasuk adil kepada siswa, memberikan haknya untuk mendapat layanan terbaik kepadanya
5. Peduli, ada kepedulian terhadap masalah yang dihadapi dan kepada sesama warga sekolah
6. Ada kerja sama, antar warga sekolah dalam pelaksanaan semua program
7. Selalu belajar secara bersama, mengumpulkan informasi dan data pendukung yang diperlukan, untuk meningkatkan kinerja sekolah.
Setiap warga sekolah, atau sumber daya manusia yang ada di sekolah pada hakekatnya pastilah punya kemauan, punya cita-cita dan harapan, ada keinginan semua dilaksanakan secara disiplin dan bertanggungjawab, semua ingin diperlakukan dengan adil, dan dihargai, termasuk para peserta didik, semua ingin dipedulikan dan saling mempedulikan satu sama lain, ada kebutuhan untuk saling bekerjasama karena banyak hal tidak mungkin dilaksanakan sendiri tanpa koordinasi, dan bantuan pihak lain. Semua tentu ingin terus belajar dan mendapat informasi dan data yang akurat untuk mendukung pencapaian tujuan. Semua itu hakekatnya adalah sifat dasar manusia, andai saja mau mendengar panggilan suara hati nuraninya.
Kalau semua potensi positif SDM seperti di atas telah dipenuhi dan siap dilaksanakan, barulah kita, pelajari, kita cermati dan kita kaji, bagaimana ciri-ciri MBS, hakekatnya apa, kebijakan yang melandasi apa, dukungan teori secara ilmiah seperti apa, fakta yang ada di sekolah bagaimana serta pernik-pernik MBS lainnya.
Dengan kata lain sebelum melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, dengan program manajemen berbasis sekolah, prasyarat di atas harus dipenuhi lebih dahulu. Tidak bisa kita serta merta langsung mengikuti pelatihan dan menggelar program MBS tanpa persiapan di atas. Kalaupun itu kita paksakan pastilah tidak bertahan lama, semangat akan cepat kendur, karena tidak berasal dari dalam sebagai inner motivation, dari setiap pribadi warga sekolah atau internal motivation dari sekolah sebagai suatu lembaga, tetapi lebih pada dorongan dari luar, dari kebijakan pemerintah, dari para nara sumber dan tekanan-tekanan lain yang bersifat external motivation, bahkan external pressure. Selamat melaksanakan MBS!, mari kita gunakan sifat dasar positif kita sebagai insan yang mau mendengar suara nurani, dari lubuk hati yang paling dalam. Secara konkret semua harus mengambil peran secara total, sehingga bukan sekedar MBS tetapi Total Quality Manajemen Berbasis Sekolah.



kOMPETENSI

Kompetensi merupakan

pengetahuan, 
ketrampilan, 
sikap dan nilai-nilai

 yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

Pendidikan tanggungjawab bersama

Andaikan semua menyadari bahwa pendidikan yang bermutu itu mahal, walaupun mahal semua harus dapat menempuhnya karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok seperti halnya makan dan pakaian. Karena mahal dan semua warga negara perlu mendapatkan maka biaya yang mahal tersebut harus di tanggung bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Orangtua yang miskin harus dibantu oleh yang lain. Yang lain itu adalah pemerintah dan masyarakat luas termasuk dunia usaha dan industri. Karena masyarakat miskin yang tidak mampu mengakses pendidikan itu juga mengkonsumsi hasil industri. Siapapun yang membantu pendidikan berarti turut serta berkontribusi terhadap terciptanya negeri yang maju dan makmur berkeadilan, bukan hanya slogan. Bantulah anak-anak miskin untuk menempuh pendidikannya, siapa tahu diantara mereka ada yang akan menjadi pemimpin yang bijak, yang membawa negeri ini lebih baik, bantulah secara sembunyi atau terang-terangan, secara kelompok atau perorangan, dalam jumlah sedikit atau banyak, niscaya rezeki dan kebaikan hidup akan dijaminkanNya kepada kita Amien