Rabu, 22 Oktober 2008

Indikator MBS di SD

by didik prangbakat, direktorat Pembinaan TK dan SD

Indikator Konseptual Implementasi MBS SD :

I. Kinerja Sekolah Secara Umum
1. Manajemen Sekolah
2. Tampilan Fisik Sekolah
3. Sarana Pendidikan
4. Pengembangan Budaya Sekolah:
a. Harmoni
b. Tata Tertib
c. Semangat dan Spirit:
d. Manajemen Kualitas Total

II. Kepala Sekolah dan Manajemen
III. Guru dan Pembelajaran
IV. Siswa dan Prestasinya
V. Pengembangan Peranserta Masyarakat
Setiap indikator dilengkapi dengan Latar Belakang Pemikiran mengapa indikator tertentu urgen
serta penjelasan untuk memperjelas indikator dimaksud dan untuk kepentingan menyusun instrumen pengukuran indikator
Indikator yang telah tersusun adalah indikator konseptual (dari Diknas), untuk kepentingan pelatihan, memfasilitasi sekolah dan monitoring dan evaluasi program dari berbagai agen, perlu dijabarkan lagi menjadi Indikator operasional, berdasarkan pokok-pokok pikiran dalam indikator konseptual tersebut.
I. Kinerja Sekolah Secara Umum (aspek)
1. Manajemen Sekolah (Indikator dan sub indikator)
a. Data sekolah terdokumen dengan tertib,lengkap, dan rapi serta tersimpan dengan baik sehingga mudah dicari
b. Ada pembagian tugas yang jelas diantara warga sekolah
c. Proses perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban program sekolah dilaksanakan secara demokratis, transparan dan akuntabel

2. Tampilan Fisik Sekolah
a. Halaman sekolah tertata baik, bersih, rapi, teduh dan rindang
b. Gedung sekolah terawat dan tertata baik.

3. Sarana Pendidikan
Cukup jumlahnya ,terawat, termanfaatkan dan tersimpan dengan baik

4..Pengembangan Budaya Sekolah

a. Harmoni: Ada keselarasan dan koordinasi dlam hubungan pribadi maupun kedinasan, saling menghargai mendukung dan melengkapi (setia kawan, toleransi, empati, simpati) antar warga sekolah dan antara warga sekolah dan masyarakat untuk mencapai tujuan
b. Tata Tertib: Disepakati, ditetapkan dan dipatuhi bersama secara tertib dan disiplin sebagai alat peningkatan kinerja sekolah
c. Semangat dan Spirit: Ada semangat dan spirit maju bersama dari kepala sekolah guru dan siswa serta stake holder lainnya, melalui kreativitas dan inovasi tiada henti, selalu mencari jawaban atas permasalahan dan target kinerja yang telah ditetapkan,yang tergambar jelas pada konsistensi pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah.
d. Manajemen Kualitas Total: Dikembangkan budaya mutu pada setiap tahap dan aspek, melalui budaya belajar, disiplin, kerja sungguh-sungguh, bersih dan rap

II. Kepala Sekolah dan Manajemen

1. Mempunyai visi dan misi yang jelas tentang masa depan sekolahnya, dapat menjabarkan dalam tujuan sekolah dan prioritas kegiatan, dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) / Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang hasilnya terukur secara kongkret.

2. Mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada ( manusia, sarana, dana, pikiran/gagasan), memanfaatkan potensi, kekuatan, peluang, kelemahan,dan tantangan yang ada sebagai dasar bertindak dalam menyusun program dan mengatasi masalah yang ada.

3. Memahami secara mendasar hakekat dan implementasi MBS di sekolahnya, serta mampu menjelaskan kepada warga sekolah dan stake holder lainnya, serta menjamin keberlangsungan MBS di sekolahnya secara mandiri dan berkelanjutan

4. Memahami dan mampu melaksanakan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan dan akuntabel, serta menganut asas demokratis, dalam mengelola sekolahnya.

5. Memahami secara mendalam kebijakan pemerintah yang sedang berlaku terutama delapan standar nasional pendidikan, serta kebijakan lain yang terkait dengan SD.

6. Mengenal kekurangan dan kelebihan guru disekolahnya, serta mampu mengkoordinasikannya dalam satuan tugas yang solid dan dinamis.

7. Mampu bekerjasama dan menjalin hubungan yang baik dengan stake holder sekolah seperti komite sekolah, masyarakat dan birokrasi di daerahnya.

8. Mampu memotivasi dan memfasilitasi guru-guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan kurikulum dalam proses pembelajaran, serta memotivasi guru untuk berprestasi dan memperbaiki kinerjanya.

9. Mampu mengevaluasi kinerja diri dan sekolah (self- assesment), mengidentifikasi kelemahan dan permasalahan serta menindaklanjuti dalam program kongkret pada periode berikutnya. (selalu ada perbaikan)


10. Mampu dan ada upaya untuk menjadi agen perubahan(agent of change), bagi sekolah dan masyarakat sekitarnya, menjadi teladan dan mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia.

11. Mampu memanfaatkan teknologi Informasi dalam peningkatan manajemen dan pembelajaran di sekolah


III. Guru dan Pembelajaran

1. Menguasai kurikulum , struktur, konsep dan materi ajar,mempunyai pola pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang diampu

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan siswa di kelasnya serta mampu ampu memberi semangat belajar dan motivasi berprestasi kepada siswanya

3. Mampu mengelola kelas dan melaksanakan pembelajaran yang memberi peluang siswa untuk mengelaborasi, bereksplorasi dan mengkonfirmasi materi ajar dengan baik
4. Mampu memfasilitasi komunikasi dua arah dengan siswa, baik secara klasikal maupun kelompok dalam pembelajaran

5. Mampu memanfaatkan sarana, media dan lingkungan sebagai sumber belajar dan mampu membuat alat peraga sederhana

6. Mempunyai produk berupa dokumen, alat peraga sederhana (teacher- made apparatus) , serta media pembelajaran sebagai gagasan inovatif yang orisinal serta mampu menjelaskan dengan baik

7. Mampu menanamkan nilai-nilai luhur budaya lokal, nusantara dan universal, serta nilai moral spiritual

8. Mampu berkoordinasi dengan sejawat dalam rangka peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran

9. Mampu mengevaluasi kinerja diri (self- assesment), mengidentifikasi kelemahan dan permasalahan serta menindaklanjuti dalam program kongkret pada periode berikutnya. (selalu ada perbaikan)

10. Mempunyai visi kedepan tentang peningkatan mutu pendidikan khususnya pembelajaran disekolahnya, yang didukung dengan etos kerja dan tanggungjawab yang tinggi terhada kelasnya


IV. Siswa dan Prestasinya

1. Minimal 80 persen dari siswa tiap kelas dapat mencapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah.

2. Setiap siswa mempunyai Produk hasil belajar

3. Setiap siswa mempunyai prestasi unggulan (kelebihan dibanding siswa lain)

4. Mampu bekerja dalam tim (teamwork) untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas

5. Mampu menjelaskan materi pelajaran yang telah dikuasai baik secara lisan maupun tulis dengan jelas dan lancar

6. Mampu menyampaikan pendapat pribadinya tentang suatu masalah dengan jelas secara lisan dan tulis

7. Mampu memahami dan mematuhi aturan dan tata tertib sekolah, yang ditetapkan secara demokratis.

8. Berperilaku sopan santun dan hormat (menghargai) terhadap guru, orangtua dan warga sekolah lainnya. (bukan takut dan menghindar)

9. Memahami budaya lokal (bahasa daerah dan seni daerahnya)

10. Sehat jasmani dan rohani,berpenampilan bugar, bersih dan rapi, serta bersemangat menghadapi tantangan.


V. Pengembangan Peran Serta Masyarakat

1. Telah terbentuk Komite sekolah sesuai dengan KepMendiknas no. 044/U/2002 tentang Komite sekolah dan dewan Pendidikan.

2. Ada kontribusi dan kepedulian komite sekolah dan masyarakat terhadap sekolah, yang mengarah pada proses pembelajaran dan prestasi siswa baik langsung maupun tidak.

3. Ada dampak nyata dan terukur partisipasi masyarakat terhadap perkembangan prestasi siswa, pada semua aspek pendidikan.

4. Ada program pengembangan partisipasi masyarakat yang disusun bersama antara kepala sekolah, guru dan komite sekolah.

5. Ada program kontribusi sekolah terhadap masyarakat sekitar sekolah (pengabdian masyarakat)

6. Ada upaya/program untuk memanfaatkan potensi masyarakat sekitar sekolah ( tomas, toga DUDI ) demi peningkatan prestasi belajar siswa.

7. Lebih dari 50 persen program yang dirancang bersama komite sekolah dan masyarakat dapat dicapai.

8. Ada dokumen, administrasi yang jelas yang terkait dengan bantuan yang berasal dari masyarakat.

9. Komite sekolah dan masyarakat, memahami makna MBS, dan menjamin bahwa MBS akan terus dikembangkan secara berkelanjutan.(dengan atau tanpa intervensi pihak lain)

10. Ada laporan dan evaluasi terhadap hasil pengembangan program Partisipasi Masyarakat setiap tahun dan ada tindaklanjutnya.

Indikator ini masih perlu dijabarkan secara operasional, menjadi kegiatan konkret di kelas dan sekolah. Indikator ini juga bisa di jadikan dasar penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan MBS di SD

KURIKULUM

Curriculum is the mirror that reflect what the nations dream about next generations

Kurikulum adalah cermin yang merefleksikan apa yang menjadi mimpi suatu bangsa tentang generasi mendatang

MBS

APA ITU MBS, Manajemen Berbasis Sekolah
Para pelatih sering menyampaikan apa itu MBS melalui, Pengertian MBS, Tujuan MBS, Ciri-ciri MBS, Pilar MBS dan sebagainya. Bertolak dari kelemahan-kelemahan yang ada di sekolah. Seakan tidak ada satupun, hal baik yang telah dilakukan sekolah yang dapat mendukung MBS. Walaupun MBS memberi keleluasaan pada sekolah untuk berinovasi tetapi masih banyak rambu-rambu yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan sebagai sekolah MBS.
Kemudian saya berfikir, bahwa MBS adalah otonomi sekolah dimana sekolah, dapat dengan bebas, kreatif dan inovatif dapat mengembangkan segala potensinya bersama stakeholder yang lain, untuk mencapai tujuan sekolah.
Tetapi, bukankah sekolah juga harus melaksanakan berbagai aturan, pedoman Juknis dan Juklah dari berbagai sumber pemerintah, baik pusat maupun daerah, semua sudah dipatroon sedemikian rupa sehingga sekolah tinggal melaksanakan saja. Demikian juga berbagai pelatihan dari berbagai nara sumber,seakan menancapkan pagar-pagar baru, pagar-pagar hidup yang terus tumbuh melingkari sekolah, membelit inovasi dan kreativitas. Tujuan yang hendak dicapai mulai samar, proses dan prosedur untuk mencapai tujuan justeru menjadi dominan. Orang mulai lupa hakekat dan tujuan kemudian sibuk melaksanakan proses dan prosedur, entah apa dampak dari yang sudah dilaksanakan, yang penting telah melaksanakan sesuai aturan dan prosedur. Padahal dengan aturan yang sama yang diterapkan pada situasi yang berbeda di penjuru nusantara pastilah membawa dampak yang berbeda.
Kemudian saya berfikir ulang, tentulah semua aturan bertujuan baik, dan berusaha untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Tentulah para penyusun kebijakan beritikad untuk membantu dan mempermudah sekolah untuk melaksanakan perannya.
 Sampailah pada suatu simpulan, seandainya antara kebijakan yang ada, dengan kondisi lapangan, serta potensi sekolah termasuk potensi SDM di sekolah dapat dipadukan serta didukung dengan kajian teoritik dan keilmuan terkait, tentulah akan terjadi sinkronisasi dan harmonisasi yang mewujudkan efektivitas dalam pencapaian tujuan.
Kebijakan sudah ada, kajian teoritik dan keilmuan banyak tersebar di berbagai buku, laporan penelitian dan sumber lainnya. Ceramah para nara sumber tentang seluk beluk MBS telah menjadi idiom baku dalam setiap pelatihan. Ada yang belum tampak terkemas dengan baik, yaitu potensi sekolah dengan berbagai sumberdaya manusianya. Kebijakan dan landasan teori bersifat pasif, semua menjadi tidak bermakna tanpa sentuhan nyata secara operasional dari manusia dengan berbagai potensinya.
Oleh sebab itu ada beberapa prinsip yang perlu terus dikembangkan kepada unsur SDM di sekolah, yaitu Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah dan warga sekolah lain termasuk siswa, orang tua dan Komite sekolah.


Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
1. Mempunyai kemauan, motivasi dan spirit yang kuat untuk memajukan sekolah, apapun caranya
2. Mempunyai cita-cita dan harapan yang jelas tentang ujud sekolah yang diinginkan di masa mendatang dalam bentuk visi yang terukur dan terencana dengan baik, mempunyai visi yang jelas tentang masa depan sekolah
3. Disiplin dan tanggungjawab melaksanakan semua rencana yang telah disepakati, secara jujur menurut suara hati.
4. Adil, tidak ada yang diperlakukan dengan tidak adil, semua ingin dihargai dan menghargai, termasuk adil kepada siswa, memberikan haknya untuk mendapat layanan terbaik kepadanya
5. Peduli, ada kepedulian terhadap masalah yang dihadapi dan kepada sesama warga sekolah
6. Ada kerja sama, antar warga sekolah dalam pelaksanaan semua program
7. Selalu belajar secara bersama, mengumpulkan informasi dan data pendukung yang diperlukan, untuk meningkatkan kinerja sekolah.
Setiap warga sekolah, atau sumber daya manusia yang ada di sekolah pada hakekatnya pastilah punya kemauan, punya cita-cita dan harapan, ada keinginan semua dilaksanakan secara disiplin dan bertanggungjawab, semua ingin diperlakukan dengan adil, dan dihargai, termasuk para peserta didik, semua ingin dipedulikan dan saling mempedulikan satu sama lain, ada kebutuhan untuk saling bekerjasama karena banyak hal tidak mungkin dilaksanakan sendiri tanpa koordinasi, dan bantuan pihak lain. Semua tentu ingin terus belajar dan mendapat informasi dan data yang akurat untuk mendukung pencapaian tujuan. Semua itu hakekatnya adalah sifat dasar manusia, andai saja mau mendengar panggilan suara hati nuraninya.
Kalau semua potensi positif SDM seperti di atas telah dipenuhi dan siap dilaksanakan, barulah kita, pelajari, kita cermati dan kita kaji, bagaimana ciri-ciri MBS, hakekatnya apa, kebijakan yang melandasi apa, dukungan teori secara ilmiah seperti apa, fakta yang ada di sekolah bagaimana serta pernik-pernik MBS lainnya.
Dengan kata lain sebelum melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, dengan program manajemen berbasis sekolah, prasyarat di atas harus dipenuhi lebih dahulu. Tidak bisa kita serta merta langsung mengikuti pelatihan dan menggelar program MBS tanpa persiapan di atas. Kalaupun itu kita paksakan pastilah tidak bertahan lama, semangat akan cepat kendur, karena tidak berasal dari dalam sebagai inner motivation, dari setiap pribadi warga sekolah atau internal motivation dari sekolah sebagai suatu lembaga, tetapi lebih pada dorongan dari luar, dari kebijakan pemerintah, dari para nara sumber dan tekanan-tekanan lain yang bersifat external motivation, bahkan external pressure. Selamat melaksanakan MBS!, mari kita gunakan sifat dasar positif kita sebagai insan yang mau mendengar suara nurani, dari lubuk hati yang paling dalam. Secara konkret semua harus mengambil peran secara total, sehingga bukan sekedar MBS tetapi Total Quality Manajemen Berbasis Sekolah.



kOMPETENSI

Kompetensi merupakan

pengetahuan, 
ketrampilan, 
sikap dan nilai-nilai

 yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

Pendidikan tanggungjawab bersama

Andaikan semua menyadari bahwa pendidikan yang bermutu itu mahal, walaupun mahal semua harus dapat menempuhnya karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok seperti halnya makan dan pakaian. Karena mahal dan semua warga negara perlu mendapatkan maka biaya yang mahal tersebut harus di tanggung bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Orangtua yang miskin harus dibantu oleh yang lain. Yang lain itu adalah pemerintah dan masyarakat luas termasuk dunia usaha dan industri. Karena masyarakat miskin yang tidak mampu mengakses pendidikan itu juga mengkonsumsi hasil industri. Siapapun yang membantu pendidikan berarti turut serta berkontribusi terhadap terciptanya negeri yang maju dan makmur berkeadilan, bukan hanya slogan. Bantulah anak-anak miskin untuk menempuh pendidikannya, siapa tahu diantara mereka ada yang akan menjadi pemimpin yang bijak, yang membawa negeri ini lebih baik, bantulah secara sembunyi atau terang-terangan, secara kelompok atau perorangan, dalam jumlah sedikit atau banyak, niscaya rezeki dan kebaikan hidup akan dijaminkanNya kepada kita Amien